Fenomena Berita PEMERKOSAAN dalam SOSMED (Rusaknya Mental Anak-Anak)


Belakangan banyak tersebar di dunia maya (SOSMED) yang terkait dengan perilaku diluar batas yaitu PEMERKOSAAN, bahkan ada yang sampai bunuh diri, anak-anak yang brutal dan lain sebagainya. Bahkan pelakunya sendiri adalah masih tergolong anak-anak yang lebih jauh kita sebut dibawah umur. Istilah dibawah umur sendiri pada dasarnya diambil dari pase-pase tahap pemikiran otak manusia. Sebagai penjelasan dasar mengenai pase-pase pikiran tersebut bisa kita lihat penjelasan berikut ini. 


Usia anak 1 - 12 tahun, merupakan bagian dunia surga. karena anak-anak masih mendominasi pikiran bawah sadarnya, sehingga kita orang tua menganggap anak-anak terkadang keras kepada, susah nyambung, karena memang usia ini adalah usia dominasi bawah sadar (imajinasi).

pada sebuah kutipan pada kitab suci kristiani 
"biarkanlah anak-anak itu datang padaku, karena mereka yang tau surga" (Matius 19 : 14)

Usia anak 13-20 tahun, dunia masa membingungkan bagi anak-anak, karena pada usia ini anak-anak sedang mengalami perubahan dari dominasi pikiran bawah sadar dan perlahan menggunakan pikiran sadar, diantara ini yang prosesnya cukup berat bagi anak sendiri dan bagi kita orang tua, mulai dari perubahan fisik, penggunaan panca indra seutuhnya dan perlahan menggunakan hati. 

Usia 21 - 27 tahun, anak mulai proses mencari jati diri, dimana, kapan, serta kemana, dan siapa aku. 

Usia 27 - seterusnya, anak menjadi dirinya setelah memilah dari proses pencarian jati diri.


Disamping itu disamping terpijunya jiwa anak-anak melalui ilmu dan pengetahuan dan teknologi, baik melalui media, peran ilmu pendidikan dengan kurikulumnya dan ketersediaan hal lain di sekitar kita menyangkut perkemban jiwa itu sendiri, anak-anak pada usia 12 tahun misalnya cendrung labil pemikirannya karena tidak adanya perhatian khusus mengenai pikiran itu sendiri. Dalam hal ini mungkin orang tualah yang mengambil peranan yang sangat penting. 

Disamping itu, pikiran manusia itu yang terbagi dalam pikiran sadar dan bawah sadar yang terbagi atas otak kiri (sebagai pikiran sadar) dan otak kanan (sebagai pikiran bawah sadar). Seterusnya seperti sudah dijelaskan pada posting-posting awal blog ini sudah kami jelaskan bahwa etika manusia sadar intinya adalah otak kiri. Sementara penguat atas itu semua adalah otak bawah sadar dengan kejujurannya.

Otak kiri sendiri yang menyangkut etika/moral terdiri dari 3 komponen Kepribadian yaitu ID, EGO dan SUPER EGO


1. ID


ID adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut ahli psikologi Freud, ID adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.

Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. ID ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.

Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, ID mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.



2. EGO



EGO adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, EGO berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.

EGO bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan ID dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls ID itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – EGO pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.

EGO juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana EGO mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer ID.


3. SUPEREGO

Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah SUPEREGO. SUPEREGO adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. SUPEREGO memberikan pedoman untuk membuat penilaian.


Ada dua bagian superego:

Yang ideal EGO mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.

Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. SUPEREGO bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari ID dan perjuangan untuk membuat tindakan EGO atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. SUPEREGO hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.

Dari penjelasan diatas jelas bawah peranan orang tua sangatlah penting untuk memberikan pemahaman pada anak-anaknya atas apa yang baik dan tidak baik kepada anak sendiri sesuai dengan etika-etika moral yang berlaku di sekitar kita dan secara umum. Dunia gelobal memang serba keterbukaan, media-media masa juga sangat berperan penting bagi kepribadian anak-anak kita. Mulai dari tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik anak-anak kita, sosial media yang terpampang tanpa batas dan lain sebagainya. Disekitar kita sudah ada adat istiadat dan agama sebagai kontrol atas semua itu. Didiklah anak kita agar mental-mental anak-anak tidak seperti kita lihat sekarang.

Salam perhatian dan salam revolusi mental ... !!!
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment