Dikehidupan ini banyak sekali pantangan-pantangan menurut ajaran kehidupan, adat istiadat (budaya) maupun secara pribadi (termasuk didalamnya karena alergi).
Secara logika berpikir memang banyak hal yang membingungkan karena jangkauan kita yang terbatas atas apa yang di anugrahkan Tuhan kepada kita. Namun secara sederhana bisa kita simpulkan bahwasanya apa yang kita pantangkan adalah keputusan pikiran kita yang sebelumnya sudah di rasakan oleh panca indra kita.
Banyak hal secara spiritual hal-hal yang di haramkan untuk menuju kita berkehidupan sehat secara jasmani dan rohani sehingga di berbagai ajaran-ajaran kehidupan / keyakinan membuat aturan baku sebagai pedoman keyakinan. Namun ada kalanya hal itu kita langgar atau secara tidak sengaja terkadang tidak berefek apa-apa pada diri kita, terkecuali kemudian itu kita sadari kembali.
Secara pikiran begini, ketika memantangkan sebuah makanan, bisa jadi itu adalah asupan pikiran kita sebelumnya sehingga menjadi reaksi kimia alami dalam tubuh kita yang di dalamnya ada kontrol otak dan kerja sama dengan berbagai hormon dalam sistem tubuh kita. Sehingga bisa berefek muntah, mual, pusing atau lain sebagainya. Efek-efek inilah yang kemudian dikembangkan lebih lanjut bahwa penelitian-penelitian lain berkembang akan nilai positif dan negatifnya sesuatu yang kita konsumsi.
Pernah kah kita melihat sesuatu itu dengan melihatnya saja kita bisa muntah? Tentu pernah bukan? Hal itu pada dasarnya adalah olahan pikiran kita sendiri atas apa yang menjadi informasi data terisi pada pikiran kita.
Demikian juga hal-hal lain seperti ini keyakinan-keyakinan masa lalu ketika kita memantangkan (mengharamkan) mengkonsumsi seekor binatang misalnya. Itu merupakan olahan informasi data dalam pikiran kita yang bekerja dengan hormon-hormon pada tubuh kita.
Yang jelas, hal terpantang dalam hidup ini adalah apa yang keluar dari mulut kita dikonsumsi kembali. Ini berlaku untuk makanan dan perkataan. Termasuk juga didalamnya adalah ucapan, apa yang kita katakan sebelumnya tapi kita telan kembali.
Kalau itu konsumsi ulang, mungkin akan menjadi hal yang membingungkan dalam sistem tubuh kita. Jadi itu jangan dibiasakan.
Salam Cerdas Berpikir.
Secara logika berpikir memang banyak hal yang membingungkan karena jangkauan kita yang terbatas atas apa yang di anugrahkan Tuhan kepada kita. Namun secara sederhana bisa kita simpulkan bahwasanya apa yang kita pantangkan adalah keputusan pikiran kita yang sebelumnya sudah di rasakan oleh panca indra kita.
Banyak hal secara spiritual hal-hal yang di haramkan untuk menuju kita berkehidupan sehat secara jasmani dan rohani sehingga di berbagai ajaran-ajaran kehidupan / keyakinan membuat aturan baku sebagai pedoman keyakinan. Namun ada kalanya hal itu kita langgar atau secara tidak sengaja terkadang tidak berefek apa-apa pada diri kita, terkecuali kemudian itu kita sadari kembali.
Secara pikiran begini, ketika memantangkan sebuah makanan, bisa jadi itu adalah asupan pikiran kita sebelumnya sehingga menjadi reaksi kimia alami dalam tubuh kita yang di dalamnya ada kontrol otak dan kerja sama dengan berbagai hormon dalam sistem tubuh kita. Sehingga bisa berefek muntah, mual, pusing atau lain sebagainya. Efek-efek inilah yang kemudian dikembangkan lebih lanjut bahwa penelitian-penelitian lain berkembang akan nilai positif dan negatifnya sesuatu yang kita konsumsi.
Pernah kah kita melihat sesuatu itu dengan melihatnya saja kita bisa muntah? Tentu pernah bukan? Hal itu pada dasarnya adalah olahan pikiran kita sendiri atas apa yang menjadi informasi data terisi pada pikiran kita.
Demikian juga hal-hal lain seperti ini keyakinan-keyakinan masa lalu ketika kita memantangkan (mengharamkan) mengkonsumsi seekor binatang misalnya. Itu merupakan olahan informasi data dalam pikiran kita yang bekerja dengan hormon-hormon pada tubuh kita.
Yang jelas, hal terpantang dalam hidup ini adalah apa yang keluar dari mulut kita dikonsumsi kembali. Ini berlaku untuk makanan dan perkataan. Termasuk juga didalamnya adalah ucapan, apa yang kita katakan sebelumnya tapi kita telan kembali.
Kalau itu konsumsi ulang, mungkin akan menjadi hal yang membingungkan dalam sistem tubuh kita. Jadi itu jangan dibiasakan.
Salam Cerdas Berpikir.
0 komentar:
Post a Comment