Seperti halnya bahasa, musik merupakan refleksi dari kebudayaan sebuah masyarakat. Keberadaan musik sangat bergantung pada kebudayaan yang dianut oleh masyarakat itu. Kebudayaan tidak hanya memberi imbas pada perilaku manusia sehari-hari, tetapi juga pada benda-benda materi hasil dari perilaku tersebut, salah satunya adalah musik. Hanya wujud musik tidak dapat ditangkap oleh indra pengelihatan kita, melainkan oleh indra pendengaran. Seperti halnya bahasa, musik di dalam tiap-tiap kebudayaan memiliki kaidah-kaidah yang berbeda.
Musik sebagai bahasa Universal, yang bisa diartikan bahwa musik juga bisa sebagai alat komunikasi antar manusia baik perorang atau kelompok, sebelum jauh mari kita artikan apa arti dari Musik itu sendiri. Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama, Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik. Tak hanya dihasilkan oleh alat musik, tetapi musik juga dapat dihasilkan lewat suara dan banyak hal. Peran musik didunia berkembang pesat menjadikannya suatu keharusan dan konsumsi kita sehari-hari jadi tidak menutup kemungkinan musik kini meluas menjadi suat bahasa alat komunikasi bagi kita dan pula musik tidak mengenal kalangan atau ras siapapun bisa menikmati dan memahami. Dalam sehari-hari secara tidak disadari musik membawa pengaruh baik bagi kita coba diperhatikan setiap kita mendengarkan musik membawa kebahagian, kesenangan, lebih bersemangat, penambah gairah dalam aktifitas. Sudah terbukti dalam berbagai contoh bahwa musik menjadi Bahasa.
Kenapa musik begitu menarik bagi pikiran kita?
Pada dasarnya daya getar suara yang dihasilkan musik dengan variasi-variasi yang berbeda akan menghasilkan medan listrik yang disebut frekwensi akan ditangkap oleh medan listrik telinga kita dengan frekwensi tertentu.
Ketaraturan-keteraturan nada itulah yang akhirnya bisa mempengaruhi daya picu otak kita untuk memahami segala hal menjadi bahasa tersendiri dalam pikiran kita untuk mengartikan suara-suara nada alat musik itu sendiri.
Dimasa lalu, banyak hal yang bisa dilakukan dengan musik, baik sebagai media ritual, budaya adat istiadat (duka cita), dan lain sebagainya. Di masa modern hal tersebut sudah banyak di alih fungsikan sesuai dengan perkembangan zaman dan pola pikir kita sebagai manusia berkehidupan.
Jauh sebelum kita menjadi manusia modern, peradapan masalalu kita sudah memahami itu dan perlu untuk kita kembangkan bersama arti pentingnya budaya-budaya nusantara yang tidak jauh berbeda dengan budaya-budaya peradapan lain di dunia.
Kita lihat sebagai contoh musik etnis Toba. Dengan pola pikir alkitabiah, Toba berhasil memanfaatkan musik sebagai cakupan inti dalam alkitab kitab MAZMUR. Kitab Mazmur merupakan kita yang paling tebal dalam alkitab, yang isinya dominan adalah nanyian-nyayian pujian kepada TUHAN. Demikian juga daerah-daerah lain diseputaran sumut seperti Simalungun, KARO dan lain sebagainya melakukan hal yang sama sebagai wujud pengembangan budaya itu sendiri.
Nyanyian dan Musikal merupakan salah satu sarana pembentuk kecerdasan manusia. Kita lihat bagaimana musik dentingan piano MOZART yang sampai sekarang masih populer dijadikan sebagai alat untuk terapi-terapi kecerdasan IQ, terapi-terapi penyembuhan kesehatan pikiran, dan lain sebagainya.
Terlepas dari itu, musik merupakan sebuah kekayaan nusantara terlebih dari alat-alat musik etnis yang sangat jarang kita pahami dasar pemahamannya untuk kita banggakan bersama.
Kenapa musik begitu menarik bagi pikiran kita?
Pada dasarnya daya getar suara yang dihasilkan musik dengan variasi-variasi yang berbeda akan menghasilkan medan listrik yang disebut frekwensi akan ditangkap oleh medan listrik telinga kita dengan frekwensi tertentu.
Ketaraturan-keteraturan nada itulah yang akhirnya bisa mempengaruhi daya picu otak kita untuk memahami segala hal menjadi bahasa tersendiri dalam pikiran kita untuk mengartikan suara-suara nada alat musik itu sendiri.
Dimasa lalu, banyak hal yang bisa dilakukan dengan musik, baik sebagai media ritual, budaya adat istiadat (duka cita), dan lain sebagainya. Di masa modern hal tersebut sudah banyak di alih fungsikan sesuai dengan perkembangan zaman dan pola pikir kita sebagai manusia berkehidupan.
Jauh sebelum kita menjadi manusia modern, peradapan masalalu kita sudah memahami itu dan perlu untuk kita kembangkan bersama arti pentingnya budaya-budaya nusantara yang tidak jauh berbeda dengan budaya-budaya peradapan lain di dunia.
Kita lihat sebagai contoh musik etnis Toba. Dengan pola pikir alkitabiah, Toba berhasil memanfaatkan musik sebagai cakupan inti dalam alkitab kitab MAZMUR. Kitab Mazmur merupakan kita yang paling tebal dalam alkitab, yang isinya dominan adalah nanyian-nyayian pujian kepada TUHAN. Demikian juga daerah-daerah lain diseputaran sumut seperti Simalungun, KARO dan lain sebagainya melakukan hal yang sama sebagai wujud pengembangan budaya itu sendiri.
Nyanyian dan Musikal merupakan salah satu sarana pembentuk kecerdasan manusia. Kita lihat bagaimana musik dentingan piano MOZART yang sampai sekarang masih populer dijadikan sebagai alat untuk terapi-terapi kecerdasan IQ, terapi-terapi penyembuhan kesehatan pikiran, dan lain sebagainya.
Terlepas dari itu, musik merupakan sebuah kekayaan nusantara terlebih dari alat-alat musik etnis yang sangat jarang kita pahami dasar pemahamannya untuk kita banggakan bersama.